TAFAKKUR RAMADLAN: 1 [Antara Pasir dan Mutiara]

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hati saya melonjak kegirangan menemukan buku paling fenomenal karangan Asyaikh Waliullah ad-Dihlawy, Kampiun Debat yang selalu dapat menangkis serangan orientalis terhadap ajaran Islam. Judulnya: " Hujjatullah Al-Baalighah", telah di Indonesiakan pula.

Tak perlu terlalu jauh membuka laman demi laman, tepat pada lembar Pertama, Syaikh Waliullah menukil sebuah syair singkat dari Sastrawan kawakan As-Sa'di:

Di tengah lautan yang dalam
Ada harta tiada tertara
Tapi, jika kau mencari aman
Di pantailah tempatnya.

Tentu segera terbayang tingkat demi tingkatan puasa yang dijelaskan oleh Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali mulai dari peringkat paling gampang "puasa kaum awam" sampai puasa tingkat tinggi "Khawasul Khawas"; Mereka yang berjiwa cengeng dan pencari kemudahan hanya akan berjalan-jalan dipinggiran pantai untuk meraup pasir2 yang terserak tanpa gangguan apapun selain menahan lapar dan dahaga.

Mengikuti tantangan As-Sa'di, mereka yang pemberani akan segera berenang ketengah lautan, menantang ombak dan badai, lalu menyelami agan terdalam dari samudra untuk mengambil butiran mutiara dan mutu manikan. Puasa puncak dengan segala cabarannya.

Kita pilih mana?

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Mataram, 12 Juli 2013
Acara Buka Puasa bersama Presiden RI
Hasanain Juain