[FORUM DISKUSI Untuk Apa?]
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Berpuluh tahun kita belajar, berbilang negri kita tapaki dan sampailah kita pada suatu kesimpulan bahwa "kalau mau maju, kita bisa".
Iri yang membakar dijiwa melihat anak-anak Yahudi, yang hanya dengan 6 orang bisa membentuk sebuah negara, diatas tanah bangsa lain. Cermburu pada India dengan semilyar penduduk dan disparitas kaya miskin yang menganga lebar, mampu mengatasi masalahnya. Bangsa China yang bagaikan lokomotif kebanyakan gerbong dengan kekompakan mampu berkelit dan menjadi penguasa dunia.
Ketika otak, hati dan mata kita arahkan kepada Bangsa kita sendiri, lebih dekat lagi ke kampung halaman kita yang ber-IPM jeblok, fulgar sekali kita saksikan, betapa pertiwi ini telah disia-siakan oleh penduduknya; Sumber daya Alam melimpah tak kunjung membuat kita gemah ripah. Dan sadarlah kita bahwa tentu ada yang salah.
FDMN-pun muncul mengais-ngais kesadaran anak Bangsa NTB ini, merajut benang-benar terpupus dan mencoba menenunnya menjadi kain penutup aurat. Siapa tahu kelak bisa menjadi jaring penyelamat dari berbagai derita pedih, keseharian hidup yang bergumul dengan geliat dan derap bangsa lain dalam mempertahankan eksistensi masing-masing.
Melalui FDMN kita-pun lalu berbicara. . . .
1. Berbicara tentang sanak kerabat kita yang terkapar sakit parah, memerlukan pertolongan;
2. Berbicara tentang gumi paer kita yang tidak aman ;
3. Berbicara tentang hasrat menghapus kemiskinan ;
4. Berbicata tentang menaikkan IPM;
5. Berbicara tentang keinginan memiliki Bandara Internasional, embarkasi hajji;
6. Berbicara tentang dunia pendidikan yang centang perenang;
7. Berbicara tentang aparat kita yang kelimpungan, keberatan beban;
8. Berbicara tentang tak ada secuil prestasi olah raga kita;
9. Berbicara tentang seni dan budaya kita yang sakit parah;
10. Berbicara tentang lingkungan dan lahan-lahan kita yang terdegradasi, terbengkalai;
berbicara tentang TKI dan TKW kita yang tak berkwalitas dan terhinakan;
11. Berbicata tentang perbank-an kita yang hanya mendanai kaum kaya;
12. Berbicara tentang potensi SDM kita yang tidak kalah hebatnya;
13. Berbicara tentang perlunya jalan toll;
14. Berbicata tentang pemberantasan korupsi;
15. Berbicara tentang perbaikan moral;
16. Juga tentang anggota-anggota yang belum dapat jodoh;
17. Berbicara tentang peluang-peluang, kesempatan, potensi, dlsb....
Syukur kita MASIH tetap percaya,"Kalau mau kita bisa". Tapi Betulkah?
SERENTAK KITA BERTERIAAAAAAAAAAAAK:
a. Benahi etika politik,
b. benahi birokrasi,
c. wadahi potensi-potensi,
d. organisir energi-energi,
e. mobilisasi masyarakat kita,
f. manfaatkan jaringan,
g. hidupkan channel2
. . .
sampai yang paling ekstrim: mekarkan wilayah-wilayah agar lincah menata diri . . . .
Tinggal satu hal yang tersisa: KITA HARUS BERTATAP MATA, BERJABAT TANGAN dan MENYATUKAN VISI DAN MISSI. DALAM SEBUAH PERTEMUAN DARAT.
Nah . . . . . . Dimana itu? Kapankah? Bagaimanakah?
Saya masih teringat pesan Sahabat Rasulullah Abdullah bin Mas'ud r.a.:
""IBLIS DENGAN SUKA RELA MEMBUKAKAN 99 JALAN KEBAIKAN UNTUK MANUSIA, AGAR KITA LENGAH DAN MEMBERI DIA SATU SAJA JALAN MENGGODA. NAMUN DENGAN YANG SATU ITU, IBLIS AKAN MENGHANCUR LULUHKAN 99 JALAN KEBAJIKAN ITU.""
Inna lillahi wainna ilaihi roojiu'un . . .
Angin curiga berhembus. . . . ..uuuffffffffffff...sh....puh. .puh puh.
Min syarri haasidin iza hasad .......!
Min syarril waswaasil khannas ........!
[terjemahkan sendiri maknanya]
Awas . . .kalian akan dimanfaatkan !!!
[Itu inti pesannya]
Wahai NTB . . . .mampuslah kau jika hati dan otak anak bangsamu HANYA TAHU HIDUP DENGAN ALIRAN DARAH CURIGA.
Wassalamu'alaikum
Narmada, 12/13 Ramadlan 1433 H
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Berpuluh tahun kita belajar, berbilang negri kita tapaki dan sampailah kita pada suatu kesimpulan bahwa "kalau mau maju, kita bisa".
Iri yang membakar dijiwa melihat anak-anak Yahudi, yang hanya dengan 6 orang bisa membentuk sebuah negara, diatas tanah bangsa lain. Cermburu pada India dengan semilyar penduduk dan disparitas kaya miskin yang menganga lebar, mampu mengatasi masalahnya. Bangsa China yang bagaikan lokomotif kebanyakan gerbong dengan kekompakan mampu berkelit dan menjadi penguasa dunia.
Ketika otak, hati dan mata kita arahkan kepada Bangsa kita sendiri, lebih dekat lagi ke kampung halaman kita yang ber-IPM jeblok, fulgar sekali kita saksikan, betapa pertiwi ini telah disia-siakan oleh penduduknya; Sumber daya Alam melimpah tak kunjung membuat kita gemah ripah. Dan sadarlah kita bahwa tentu ada yang salah.
FDMN-pun muncul mengais-ngais kesadaran anak Bangsa NTB ini, merajut benang-benar terpupus dan mencoba menenunnya menjadi kain penutup aurat. Siapa tahu kelak bisa menjadi jaring penyelamat dari berbagai derita pedih, keseharian hidup yang bergumul dengan geliat dan derap bangsa lain dalam mempertahankan eksistensi masing-masing.
Melalui FDMN kita-pun lalu berbicara. . . .
1. Berbicara tentang sanak kerabat kita yang terkapar sakit parah, memerlukan pertolongan;
2. Berbicara tentang gumi paer kita yang tidak aman ;
3. Berbicara tentang hasrat menghapus kemiskinan ;
4. Berbicata tentang menaikkan IPM;
5. Berbicara tentang keinginan memiliki Bandara Internasional, embarkasi hajji;
6. Berbicara tentang dunia pendidikan yang centang perenang;
7. Berbicara tentang aparat kita yang kelimpungan, keberatan beban;
8. Berbicara tentang tak ada secuil prestasi olah raga kita;
9. Berbicara tentang seni dan budaya kita yang sakit parah;
10. Berbicara tentang lingkungan dan lahan-lahan kita yang terdegradasi, terbengkalai;
berbicara tentang TKI dan TKW kita yang tak berkwalitas dan terhinakan;
11. Berbicata tentang perbank-an kita yang hanya mendanai kaum kaya;
12. Berbicara tentang potensi SDM kita yang tidak kalah hebatnya;
13. Berbicara tentang perlunya jalan toll;
14. Berbicata tentang pemberantasan korupsi;
15. Berbicara tentang perbaikan moral;
16. Juga tentang anggota-anggota yang belum dapat jodoh;
17. Berbicara tentang peluang-peluang, kesempatan, potensi, dlsb....
Syukur kita MASIH tetap percaya,"Kalau mau kita bisa". Tapi Betulkah?
SERENTAK KITA BERTERIAAAAAAAAAAAAK:
a. Benahi etika politik,
b. benahi birokrasi,
c. wadahi potensi-potensi,
d. organisir energi-energi,
e. mobilisasi masyarakat kita,
f. manfaatkan jaringan,
g. hidupkan channel2
. . .
sampai yang paling ekstrim: mekarkan wilayah-wilayah agar lincah menata diri . . . .
Tinggal satu hal yang tersisa: KITA HARUS BERTATAP MATA, BERJABAT TANGAN dan MENYATUKAN VISI DAN MISSI. DALAM SEBUAH PERTEMUAN DARAT.
Nah . . . . . . Dimana itu? Kapankah? Bagaimanakah?
Saya masih teringat pesan Sahabat Rasulullah Abdullah bin Mas'ud r.a.:
""IBLIS DENGAN SUKA RELA MEMBUKAKAN 99 JALAN KEBAIKAN UNTUK MANUSIA, AGAR KITA LENGAH DAN MEMBERI DIA SATU SAJA JALAN MENGGODA. NAMUN DENGAN YANG SATU ITU, IBLIS AKAN MENGHANCUR LULUHKAN 99 JALAN KEBAJIKAN ITU.""
Inna lillahi wainna ilaihi roojiu'un . . .
Angin curiga berhembus. . . . ..uuuffffffffffff...sh....puh.
Min syarri haasidin iza hasad .......!
Min syarril waswaasil khannas ........!
[terjemahkan sendiri maknanya]
Awas . . .kalian akan dimanfaatkan !!!
[Itu inti pesannya]
Wahai NTB . . . .mampuslah kau jika hati dan otak anak bangsamu HANYA TAHU HIDUP DENGAN ALIRAN DARAH CURIGA.
Wassalamu'alaikum
Narmada, 12/13 Ramadlan 1433 H