Menyambut 1 Muharram 1435 H
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ada banyak kemungkinan ketika seseorang menggunakan ungkapan "kebetulan .... ": (1) memang tidak tahu sama sekali, (2) menghindari pelik-pelik rahasia penciptaan atau (3) untuk menghindari perpanjangan komentar, sebab sedikit sekali kuping2 modern 'sanggup mendengar kebenaran yang disampaikan secara panjang lebar'. Budaya twitter yang sekedar secuil kicauan sudah dianggap terlalu cukup, padahal berita yang tidak lengkap sering kali menyesatkan.
Termasuk cerdas jika tujuannya adalah menghindari terjadinya puncak mood dimana seseorang bisa-bisa melampaui takaran kemampuan daya fikirnya dan akhirnya psikologisnya bisa jebol lalu melahirkan sejenis bipolar-disorder. Seperti juga fisik ketika dipaksakan bekerja melampaui kapasitasnya bisa terjadi over-trainning dan akhirnya lunglai alias lettoy.
Rasulullah juga telah mengingatkan agar manusia tidak memikirkan sesuatu yang berada diluar kemampuannya. Khususnya perkara zat Tuhan. Tak pernah ada yang berhasil kecuali berujung pada bipolar-disorder. Lihat saja Van Goh yang berkhayal mampu melukis syurga. Fatal, diapun gila. Calon peraih Nobel matematika John Forbes Nash. Jr. yang hendak menghitung berbagai formula materi melalui rumus-rumus quantum matematika akhirnya juga gila. Kasus lain adalah Salah satu sastrawan Jepang yang paling berpengaruh di abad ke-20, Hiraoka Kimitake atau lebih terkenal dengan nama samarannya Yukio Mishima karena berkhayal dapat menaikkan semangat patriotisme Jepang untuk menjadi nomor satu didunia, maka hal itu berujung pada kegilaan dan bunuh diri [tepatnya menyuruh murid-muridnya untuk membunuhnya].
Haqiqinya, tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini, semua sudah melalui proses perancangan yang matang Oleh sang Pencipta yang maha Adil dan Bijaksana. Peran manusia setelah penciptaan adalah menyembah Allah dan melakukan ikhtiar didalam lingkaran kapasitasnya, Firman Allah:
"Kuluu wasyrobuu min rizqillah, walaa tusrifuu"
" Kuluu wasyrobuu min rizqillah, walaa ta'tsau fil ardli mufsidiin"
Secara ringkas kita tafsirkan...dan nikmatilah pemberia Allah tapi jangan berlebihan dan jangan melampaui BATASAN karena berakibat kalian AKAN MERUSAK.
Nah melampaui batasan itulah yang melahirkan dua garis ekstrim: Mereka yang terlalu mempermudah masalah sehingga terjerumus menjadi meremehkan akhirnya mereka mencapai prestasi-prestasi diremehkan manusia. Di sisi lain adalah mereka yang terlalu memaksakan diri, ya itulah ashaabul junuun macam Johan Ritchie, Kurt Cobain, Michael Hutchence, Richey James Edward atau Sylvia Plath. Selain penggila2 yang tersebut sebelumnya.
Jika kehidupan ini dianalogikan dengan permainan sepak bola, maka kotak segi empat berukuran lebar 45 atau maksimal 90 meter dan panjang 90, 110 atau 120 meter adalah batasan2 vissiblenya. Para pemain tetap bisa bermain di dalam areal yang disepakati ADANYA. Berapapun ukurannya. Bermain dalam lapangan berukuran normal itulah yang melahirkan pemain2 top bernilai transfer diatas 40,000 pund sterling seperti Zidan, Ronaldo, Robinho, Messi dan Bale. Tak perlu keluar garis untuk menjadi yang terhebat.
Sejarah memang pernah mencatat sejenis permainan sepak bola di Yunani dengan panjang lapangan tak terbatas dan pemenangnya ditentukan dengan mendapatkan penendang paling akhir yang masih bisa berdiri dan mampu menendang bola. Permainan tanpa batasan itu bisa kita namakan saja Sepak Bola Liberal atau boleh juga Crazy-soccer. Produknya adalah GILA atau kematian.
Rekan dan sahabat FDMN yang saya hormati!
Hari ini kita memasuki tahun baru hijriah, inilah saat yang baik, sekali setahunan, untuk menakar kembali kiprah duniawi kita, apakah terlalu jauh dibawah nano-standar atau sudah keterlaluan dan menyodok-nyodok puncak kenormalan. Muhasabah namanya.
Setiap hari kita melakukan muhasabah dalam rentang pendek-pendek. lima kali. itulah sedikit penjelasn mengapa sholat dikatakan sebagai pencegah kekejian dan kemungkaran. Sekali Sejum'at kita berkumpul karena kita memang makhluk sosial, oleh karenanya dengan jum'atan itulah kita bisa mempertahan kesosialan kita. Maka janganlah ngantuk disaat khatib membaca khutbah ya? Jika anda menjadi khatib jangan pula menebarkan pil tidur kepada jamaah. Kasihan dong peradaban kita nggak maju-maju.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Narmada, 1 Muharram 1435 H
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ada banyak kemungkinan ketika seseorang menggunakan ungkapan "kebetulan .... ": (1) memang tidak tahu sama sekali, (2) menghindari pelik-pelik rahasia penciptaan atau (3) untuk menghindari perpanjangan komentar, sebab sedikit sekali kuping2 modern 'sanggup mendengar kebenaran yang disampaikan secara panjang lebar'. Budaya twitter yang sekedar secuil kicauan sudah dianggap terlalu cukup, padahal berita yang tidak lengkap sering kali menyesatkan.
Termasuk cerdas jika tujuannya adalah menghindari terjadinya puncak mood dimana seseorang bisa-bisa melampaui takaran kemampuan daya fikirnya dan akhirnya psikologisnya bisa jebol lalu melahirkan sejenis bipolar-disorder. Seperti juga fisik ketika dipaksakan bekerja melampaui kapasitasnya bisa terjadi over-trainning dan akhirnya lunglai alias lettoy.
Rasulullah juga telah mengingatkan agar manusia tidak memikirkan sesuatu yang berada diluar kemampuannya. Khususnya perkara zat Tuhan. Tak pernah ada yang berhasil kecuali berujung pada bipolar-disorder. Lihat saja Van Goh yang berkhayal mampu melukis syurga. Fatal, diapun gila. Calon peraih Nobel matematika John Forbes Nash. Jr. yang hendak menghitung berbagai formula materi melalui rumus-rumus quantum matematika akhirnya juga gila. Kasus lain adalah Salah satu sastrawan Jepang yang paling berpengaruh di abad ke-20, Hiraoka Kimitake atau lebih terkenal dengan nama samarannya Yukio Mishima karena berkhayal dapat menaikkan semangat patriotisme Jepang untuk menjadi nomor satu didunia, maka hal itu berujung pada kegilaan dan bunuh diri [tepatnya menyuruh murid-muridnya untuk membunuhnya].
Haqiqinya, tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini, semua sudah melalui proses perancangan yang matang Oleh sang Pencipta yang maha Adil dan Bijaksana. Peran manusia setelah penciptaan adalah menyembah Allah dan melakukan ikhtiar didalam lingkaran kapasitasnya, Firman Allah:
"Kuluu wasyrobuu min rizqillah, walaa tusrifuu"
" Kuluu wasyrobuu min rizqillah, walaa ta'tsau fil ardli mufsidiin"
Secara ringkas kita tafsirkan...dan nikmatilah pemberia Allah tapi jangan berlebihan dan jangan melampaui BATASAN karena berakibat kalian AKAN MERUSAK.
Nah melampaui batasan itulah yang melahirkan dua garis ekstrim: Mereka yang terlalu mempermudah masalah sehingga terjerumus menjadi meremehkan akhirnya mereka mencapai prestasi-prestasi diremehkan manusia. Di sisi lain adalah mereka yang terlalu memaksakan diri, ya itulah ashaabul junuun macam Johan Ritchie, Kurt Cobain, Michael Hutchence, Richey James Edward atau Sylvia Plath. Selain penggila2 yang tersebut sebelumnya.
Jika kehidupan ini dianalogikan dengan permainan sepak bola, maka kotak segi empat berukuran lebar 45 atau maksimal 90 meter dan panjang 90, 110 atau 120 meter adalah batasan2 vissiblenya. Para pemain tetap bisa bermain di dalam areal yang disepakati ADANYA. Berapapun ukurannya. Bermain dalam lapangan berukuran normal itulah yang melahirkan pemain2 top bernilai transfer diatas 40,000 pund sterling seperti Zidan, Ronaldo, Robinho, Messi dan Bale. Tak perlu keluar garis untuk menjadi yang terhebat.
Sejarah memang pernah mencatat sejenis permainan sepak bola di Yunani dengan panjang lapangan tak terbatas dan pemenangnya ditentukan dengan mendapatkan penendang paling akhir yang masih bisa berdiri dan mampu menendang bola. Permainan tanpa batasan itu bisa kita namakan saja Sepak Bola Liberal atau boleh juga Crazy-soccer. Produknya adalah GILA atau kematian.
Rekan dan sahabat FDMN yang saya hormati!
Hari ini kita memasuki tahun baru hijriah, inilah saat yang baik, sekali setahunan, untuk menakar kembali kiprah duniawi kita, apakah terlalu jauh dibawah nano-standar atau sudah keterlaluan dan menyodok-nyodok puncak kenormalan. Muhasabah namanya.
Setiap hari kita melakukan muhasabah dalam rentang pendek-pendek. lima kali. itulah sedikit penjelasn mengapa sholat dikatakan sebagai pencegah kekejian dan kemungkaran. Sekali Sejum'at kita berkumpul karena kita memang makhluk sosial, oleh karenanya dengan jum'atan itulah kita bisa mempertahan kesosialan kita. Maka janganlah ngantuk disaat khatib membaca khutbah ya? Jika anda menjadi khatib jangan pula menebarkan pil tidur kepada jamaah. Kasihan dong peradaban kita nggak maju-maju.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Narmada, 1 Muharram 1435 H