MELAWAN MOMOT [6]
Wow . . . . angka-angka ini
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ini angka sudah mendekati fakta, bahwa setiap hari sampah di Lombok
Barat mencapai 2165 m3/hari. Artinya setiap penduduk Lobar membuang
sekitar 10.6 kg sampah sebulan = 127.2 kg/tahun. Jika penduduk Lobar
berjumlah 608,000 orang, maka akumulasi sampah di Lobar dalam setahun =
77,337 ton
Fixed rate biaya pengangkutan sampah dari
rumah-TPS-TPA rata Rp. 60,000.-/ton, alias Rp. 60.-/kg. Dari angka ini
kita bisa mengkonversi bahwa setiap bulan [setiap orang penduduk] harus
membayar biaya PEMBUANGAN SAMPAHNYA SENDIRI senilai Rp. 6,500.- = Rp.
78,000.- / tahun.
Jadi, Hadits Annazhofatu minal iman itu bisa
ditegakkan di Lombok Barat jika penduduk Lobar [ 608,000 orang ] dalam
setiap tahun harus membayar Rp. 6,500.- x 12 bulan x 608,000 orang = Rp.
47,424,000,000.- [empat puluh tujuh milyar, empat ratus dua puluh empat
juta rupiah].
Pemda Lobar menyatakan bahwa dana operasional
Dinas Kebersihan = Rp. 500,000,000.-/tahun = 1.054 % dari yang
seharusnya. Inilah alasan mengapa tidak semua sampah di Lobar tidak
dapat terangkut ke TPA.
Di TPA, sampah-sampah itu bertumpuk dan
menghasilkan sebuah keuntungan dan tiga buah kesedihan. Untung karena
para pemulung bisa mencari nafkah dari timbunan sampah itu. Sedangkan
sedihnya adalah: (1) Bau yang menyengat, (2) asap yang mengepul dan (3)
pemandangan yang jorok. Pantaslah kalau dikatakan bahwa kekotoran adalah
setengah dari kekafiran.
Konon, para konsultan ahli
persampahan menghitung bahwa biaya pemusnahan sampah yang baik di
TPA-nya adalah Rp. 282,000.-/ton. Mumpung saya pegang kalkulator maka
saya bantu menghitung Rp. 282,000.- x 77,337 ton = Rp. 21,809,034,000.- /
tahun.
Akhirnya tambahkan biaya pengangkutan dengan biaya
pemusnahan = Rp. 47,424,000,000.- [+] Rp. 21,809,034,000.- = Rp.
69,233,034,000.- [enam puluh sembilan milyar, dua ratus tiga puluh tiga
juta, tiga pulih empat ribu rupiah].
Kesimpulan:
1. Jika Lombok Barat mau bersih maka nilai 69 milyar (lebih) itu harus bersedia dibayar. Omong kosong kalau tidak mau.
2. Atau, masyarakat pencinta kebersihan mencari cara gotong royong
untuk mengolah sampah tersebut. Harus selesai ditingkat DUSUN, jangan
sampai terakumulasi keluar wilayah DUSUN.
3. Para ilmuwan,
pemikir dan penggiat lingkungan mengerahkan seluruh kemampuan untuk
mencari cara penanganan sampah dengan TANPA MASALAH, kalau bisa
sebaliknya BISA MENGUNTUNGKAN.
4. Paling mantap kalau kita semua bekerja sama.
Selamat berdiskusi membangun NTB. Kawan-kawan semua. Saya menunggu di
PP. Nurul Haramain Narmada, Lombok Barat pada hari Senin LUSA SORE.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Narmada, 21 Sept. 2013