[BACA SEJARAH YOOK?!: 3] CURI MOBIL UNTUK BUNG KARNO

CURI MOBIL UNTUK BUNG KARNO

Kisah menarik yang tercecer pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia padahari Jumat Legi, 17Agustus 1945 adaiah ihwal mobil kepresidenan yang pertama.

Jadi bukan main-main, ini adaiah tentang sejarah mobil pertama yang dipakai Sukarno, Sang Presiden, Pemimpin Besar Revolusi, dan PanglimaTertinggiAngkatanPerangRepublikIndonesia.

Pascaproklamasi dikumandangkan, problem muncul manakala Sukarno yang sudah menyandang predikat "PRESIDEN" Itu ternyata tidak punya mobil. Nagabonar tentu akan memekik, "Apa kata dunia!"

Parapengikutnya lantas beranggapan dan ini wajarsaja bahwa seorang Presiden harus mempunyai mobil dinas. Seorang presiden, harus naik mobil kemanapun beranjangsana. Dan. . . mobil presiden, harus bagus.

Syahdan, Sekretaris Pribadi Bung Karno yang bernama Sudiro, sontak teringat kepada sebuah mobil Limousine merek Buick besar yang begitu cantik, bahkan menurut dia, itulah mobil tercantik di Jakarta, sepanjang yang pernah ia lihat. Penglihatannya diyakini tidak keliru. Maklumlah, jumlah mobil bagus di Jakarta tahun 1945, tidak banyak. Dan, mobil Buick yang diincar itu, muat tujuh orang. Bahkan, mobil itu sudah dilengkapi aksesori berupa kain jendela dibagian kaca belakangnya.
Namun apa daya, mobil itu kepunyaan seorang Jepang yang menjabat Kepala Jawatan Kereta Api pada Departemen Perhubungan Darat.

Memang, sejak Jepang mendepak Belanda dari Indonesia tahun 1943, mereka langsung menguasai semua lini, baik dibirokrasi maupun di badan usaha negara. Para pejabat maupun pimpinan badan usaha negara, disebut "pembesar". Dan, seorang "pembesar" senantiasa dilengkapi rumah dinas yang besar dan bagus, berlokasi dipusat kota, serta mobil bagus terparkir digarasi.

Ah. . . peduli amat, ini kan suasana revolusi, begitu piker Sudiro ketika membayangkan "pembesar" Jepang pemilik mobil yang diincarnya. Seketika, ia, diiringi sejumlah pengikut setia Bung Karno lainnya, bergerak mendatangi rumah pemilik mobil Buick warna hitam yang cantik itu. Sampai di depan rumah yang dituju, didapatinya sang mobil idaman terparkir anggun digarasi, dengan sopir pribadi tengah berleha-leha tak jauh dari mobil yang dikemudikannya.

Kebetulan, Sudiro yang juga dikenal sebagai pengikut setia Bung Karno itu, mengenal baik sopir mobil Buick milik pembesar Jepang itu. Maka setelah memekik salam, "Merdeka!", Sudiro melontarkan maksudnya, "Heh. . . saya minta kunci mobilmu." Tentu saja sang pengemudi gelagapan kebingungan. Ia benar-benar belum segera paham tentang apa yang sedang terjadi. Dibilang perampokan, tetapi ia mengenal orang yang meminta kunci. . . dibilang pencurian, tetapi kuncinya diminta baik-baik. . . dibilang penodongan, tetapi tak ada bedil dan pisau yang terhunus ketubuhnya.

Kepalanya penuh tanda tanya, "Kenapa? Kenapa? Kenapa kawanan pejuang ini minta kunci mobil?" Demi melihat raut wajah kebingungan dan penuh tanya si sopir, Sudiro segera menimpali, "Karena saya bermaksud hendak mencuri mobil juraganmu, buat PRESIDEN-mu!" Si sopir yang patriotis itu meringis. Pikirannya mulai terbuka. Termasuk, paham pula tentang maksud temannya memin tamobil itu, untuk dijadikan mobil pribadi presiden Indonesia yang baru tadi pagi merdeka. Mobil buat presiden? Iapun segera tanggap, bahwa yang dimaksud tentu mobil itu dibutuhkan sebagai mobilPresiden Sukarno.

Setelah lengkap nalar di otak, si sopir segera bergegas menyerahkan kunci itu dengan sukacita. Sudiro lantas menerimakunci mobil, dan langsung menyuruh sisopir pulang kekampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah sana. Sopir itu menurut. Tanpa pamit majikan, ia segera ngeloyor pergi. Selain demi keamanan dirinya, paling tidak ia sudah membawa pulang cerita ihwal andilnya membantu "pencurian" mobil pertama untuk Presiden Sukarno.

Kisah tidak berakhir di situ, karena ternyata Sudiro tidak bisa mengemudikan mobil . . . . Alhasil, "pencurian" mobil ditunda sejenak untuk alasan mencari pejuang lain yang bisa membawa mobil. Setelah berhasil mengeluarkan mobil dari garasi pejabat Jepang, Sudiro menyimpannya dirumah. Sejauh itu, masih belum terkonfirmasi, di mana pembesar Jepang berada. Apakah sedang istirahat, atau sebenarnya mengetahui peristiwa itu, tetapi memilih diam dan menjauhi beperkara dengan para lascar pejuang yang tak kenal takut itu.

Setelah situasia man, barulah Sudiro menyerahkan mobilitu kepada Bung Karno. Dan segera setelah penyerahan, mobil itu pun ditasbihkan menjadi mobilp residen yang pertama. Dalam kisah selanjutnya, mobil kepresidenan itu bahkan ikut diboyong hijrah ke Yogyakarta, ketika Bung Karno mengungsi kesana, menyusul mendaratnya Sekutu yang ingin merampas kemerdekaan kita, dan hendak memulihkan kekuasaan Hindia Belanda.

Begitulah sekelumit kisah unik mobil kepresidenan Bung Karno tahun 1945. Mobil itu memiliki nilai historis. Dalam beberapa kesempatan, hingga tahun 2000-an, Buick Eight "Rep-1" itu masih acap digunakan dalam berbagai peristiwa memperingati hari-hari bersejarah republic ini.
Kemudian, sebuah situs otomotif, diketahui pernah pula memuat spesifikasi mobil limousine Buick yang bersejarah itu. Mobil itu disebut sebagai Buick Eight, buatan General Motors, Amerika Serikat. Mobil ini hanya diproduksi sebanyak 1.451 unit pada tahun 1939. Dan memiliki kapasitas sebesar 5248 cc dengan mesin empat langkah yang memiliki 8 silinder dan 2 katup disetiap silindernya. Pada zamannya, spesifikasi tersebut jelas bukan spesifikasi sederhana, melainkan sebuah spesifikasi mobil mewah.

***
DARI BUKU:
ROSO DARAS: “ TOTAL BUNG KARNO Serpihan Sejarah yangTercecer “
[BELILAH BUKU ASLI]
Penerbit Imania
Ki Town House Blok H
Jl. Raya Limo, Depok 16515
Telp (021) 753 1711, Faks. (021) 753 1711
E-mail:etera_imania@yahoo. com
Website:www. pustakaiman. com
Didistribusikan oleh Mizan Media Utama (MMU)
Jl Cinambo (Cisaranten Wetan) No. 146
Ujungberung, Bandung 40294
Telp. (022) 781 5500, Fax. (022) 780 2288
E-mail:mizanmu@bdg. centrin. net. id