POROX POROX MOMOT : 10
KELAYU [1]
Seorang antropolog Jepang, mau meneliti tentang keberagamaan orang
Lombok. Beliau minta advis, apa-apa sajakah parameter sosial Sasak yang
dapat menunjang akurasi hasil penilaian data-data primer, secunder dan
tersier yang ada.
Saya tak berniat membuatnya terperanjat, tapi
memang dia sangat tersentak, kala mendengar pendapat saya, bahwa: "
Untuk menyimpulkan kuat lemahnya kohesifitas suatu komunal di masyarakat
Sasak dapat melakuan ‘potong kompas’ dengan melihat kemampuan mereka
melahirkan Tuan Guru di tengah2 mereka". Komunitas paling afdol untuk
itu adalah masyarakat Kelayu. Nah bagaimana persisnya makna potong
kompas itu?
Begini: Jika suatu desa, kecamatan apalagi
kabupaten mampu melahirkan Tuan Guru, maka bisa disimpulkan masyarakat
itu mempunyai kekuatan persatuan yang teruji. Ambil contoh: Tuan Guru
Kelayu, Tuan Guru Bagu, Tuan Guru Bengkel, Tuan Guru Jero Waru dan tak
Lupa pula Tuan Guru Kopang. Nama2 itu hanya mengarah kepada satu person
saja. Itu berarti masyarakat disitu mempunyai kesatuan tekad untuk
membentuk kepemilikan public, lalu mereka akan memproteksi milik
publiknya itu sekaligus menjadikannya ikon bagi kesatuan mereka.
Pendapat pribadi saya, Masyarakat kelayu adalah masyarakat paling jeli
dalam menganut spare-part sosiologis ini. Bahkan mereka melebihi
masyarakat lain dalam perkara budi-daya ke Tuan Guruan ini sehingga
mampu menembus kulit kulit telur desa, dusun dan dasan mereka. Tuan Guru
Kelayu tetap seorang saja, yaitu Tuan Guru Umar. Merekapun
mendedikasikan sebuah masjid Jamik untuk beliau.
Ketika muncul
manusia kaliber hebat dan berpotensi menjadi tuan guru [H. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid, th1926], maka dengan cepat mereka bereaksi
mendukungnya untuk eksis di tempat lain, maka muncullah 'Tuan Guru
Pancor', yang sebenarnya adalah Tuan Guru Kelayu New Generation. Beda
tempatnya tapi tetap kelayu kelayu jua adanya.
Mungkin anda
kurang yakin dengan statemen saya ini, saya anjurkan untuk menelisik
lingkaran paling dalam maupun paling luar dari Zurriyat "Tuan Guru
Pancor". saya yakin anda akan menemukan pepatih-pepatih Kelayu di sana.
Sungguh mereka mencintai asset sosial mereka, apapun mereknya.