SEMENIT UTK CINTA NEGERI : 6

[ Topic : Kubota & Yanmar ]

Muhammad Junaidi, nama teman saya yang Tamat sekolah di Akademi Pelayaran, Di Tegal Jateng. Kini dia menjadi nakhoda di sebuah kapal penangkapan ikan besar, milik orang Jepang.

Sekali setahun Pak Junaidi pulang kampung, sekalian Puasa Ramadlan. Dalam kesempatan itulah dia melepaskan ras rindunya kepada tanah air dan segala isinya yang tetap menjadi kebanggaannya.

Satu hal paling memperanjatkan, menurut pengalaman pelayar tanggh ini adalah, saban hari dia memperhatikan si boss yang orang Jepang itu memeriksa mesin-mesin diesel yang dipakai sebagai mesin bantu di kapal untuk menarik dan menggulung jaring atau untuk memutar gearbox penggulung jangkar, penyedot dan pembuang air laut. Yang aneh dari Boss jepang ini adalah selalu membuang mesin-mesin merek Kubota dan Yanmar yang dinilai sudah tidak powerful lagi.

Kalau ada anak kapal yang mengusulkan untuk menyervis mesin-mesin itu, maka si boss dengan terkekeh-kekeh menjawab: " Kalau saya tidak membuang mesin-mesin itu, maka Pabrik Diesel di negera saya akan macet. Biarkan saya membuangnya agar negaramu terus mengimportnya dari Jepang".

Orang-orang jepang memang menjual onderdil mesin-mesin yang mereka exsport, tapi cobalah diteiti, jika kita membeli komponen2 itu dan merakitnya, hasilnya dipastikan akan lebih mahal ketimbang harga mesin yang built-up.

*** Eeee . . . ada orang kita yang sok kaya, membuang juga mesin2 Jepang yang mereka punya. Ha ha haaaa dia sudah jadi turis di negerinya sendiri. Payaaaah