Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Di Jakarta, ada-ada saja akal orang kampung yang datang merantau ke sana. Masyarakat asal BAtak, BIma dan KUningan sangat menonjol terutama diperkantoran. Konon hal itulah yang menyebabkan orang-orang usil membuat istilah BABI KUNING alias Batak, Bima dan Kuningan. He he dasar cembokur tuuuh. bahkan sekarang ada lagi istilah baru Robet (Rombongan Betawi). Anehnya Madura, Padang, Jawa, Ambon, Irian dan Sulawesi bisa luput? Kenapa ya?
Di Malaysia juga banyak para immigran yang kreatif dan membuat jenis mata pencaharian yang rada aneh namun sangat solutif. Ini kisah Ustaz asal Kuningan namanya Ustaz Dawi Muhammad. Beliau ini ke Malaysia tahun 1985 karena diangkat menjadi dosen di sebuah Universitas Negeri, dan saat ini diakuisi oleh Univ Teknologi Petronas. Beliau juga adalah salah satu Imam Masjid kampus yang luas dan begaya terapung karena berada ditengah-tengah danau buatan.
Ceritanya dimulai ketika ada orang-orang iseng melepas ikan di danau itu, lalu jumlahnya berkembang biak menjadi ratusan ribu [disini tak ada orang curi ikan]. Ustaz Dawi melihat hal itu menarik bagi para jamaah sholat yang senang sholat di Masjid karena mendengar kecipak-kecipak air akibat ikan-ikan yang bermain. Ini rekreasi model baru, maka ikan-ikan itu patut diberi makan yang cukup agar lebih menghibur.
Hitung punya hitung ternyata setiap bulannya ikan-ikan itu memorot dana ribuan Ringgit sehingga selain menyenangkan juga mereka memusingkan. Nah di tengah2 kemumetan fikiran sang Imam Masjid itulah muncul akal bulus eh akal mulus. Apa itu?: Berkarung-karung pakan ikan dibeli dan dibungkus per satu ons, dibuatkan tempat yang manis dan strategis, tak lupa disandingkan dengan kotak amal besi. Maklumatnya jelas: $1 / BUNGKUS.
Ustaz Dawi tahu bahwa tak ada orang yang tidak suka melihat ikan berebutan makanan, untuk kesukaan itu mereka bisa membeli pakan dan menaburkannya sesuka hati.
E..e..e hitung punya hitung setiap bulan uang yang masuk tidak saja melebihi harga pakan itu sendiri tapi bisa cukup untuk makan minum tamu para tamu masjid, membeli seragam petugas, bahkan setiap tahun dengan izin pengurus masjid kampus, sisa uang bisa dikirim ke mushalla-mushala di Indonesia. Heeem Kerrrren dan baru kali ini saya melihat fakta bahwa ada ikan yang mampu memberi makan manusia.
Saya tersenyum tipis dan bergumam "bagaimana kalau di masjid2 di Indonesia kita buatkan kolam dan lepas ikan warna warni?". Kemungkinannya cuma dua: memberi makan manusia atau dimakan oleh manusia. Kwa ka ka ka
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
UTP, Perak, Malaysia 17 Nop 2013
Berikut saya lampirkan Kantor Masjid Kampus UTP dan Masjid dan Kolamnya sekalian. OK?
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Di Jakarta, ada-ada saja akal orang kampung yang datang merantau ke sana. Masyarakat asal BAtak, BIma dan KUningan sangat menonjol terutama diperkantoran. Konon hal itulah yang menyebabkan orang-orang usil membuat istilah BABI KUNING alias Batak, Bima dan Kuningan. He he dasar cembokur tuuuh. bahkan sekarang ada lagi istilah baru Robet (Rombongan Betawi). Anehnya Madura, Padang, Jawa, Ambon, Irian dan Sulawesi bisa luput? Kenapa ya?
Di Malaysia juga banyak para immigran yang kreatif dan membuat jenis mata pencaharian yang rada aneh namun sangat solutif. Ini kisah Ustaz asal Kuningan namanya Ustaz Dawi Muhammad. Beliau ini ke Malaysia tahun 1985 karena diangkat menjadi dosen di sebuah Universitas Negeri, dan saat ini diakuisi oleh Univ Teknologi Petronas. Beliau juga adalah salah satu Imam Masjid kampus yang luas dan begaya terapung karena berada ditengah-tengah danau buatan.
Ceritanya dimulai ketika ada orang-orang iseng melepas ikan di danau itu, lalu jumlahnya berkembang biak menjadi ratusan ribu [disini tak ada orang curi ikan]. Ustaz Dawi melihat hal itu menarik bagi para jamaah sholat yang senang sholat di Masjid karena mendengar kecipak-kecipak air akibat ikan-ikan yang bermain. Ini rekreasi model baru, maka ikan-ikan itu patut diberi makan yang cukup agar lebih menghibur.
Hitung punya hitung ternyata setiap bulannya ikan-ikan itu memorot dana ribuan Ringgit sehingga selain menyenangkan juga mereka memusingkan. Nah di tengah2 kemumetan fikiran sang Imam Masjid itulah muncul akal bulus eh akal mulus. Apa itu?: Berkarung-karung pakan ikan dibeli dan dibungkus per satu ons, dibuatkan tempat yang manis dan strategis, tak lupa disandingkan dengan kotak amal besi. Maklumatnya jelas: $1 / BUNGKUS.
Ustaz Dawi tahu bahwa tak ada orang yang tidak suka melihat ikan berebutan makanan, untuk kesukaan itu mereka bisa membeli pakan dan menaburkannya sesuka hati.
E..e..e hitung punya hitung setiap bulan uang yang masuk tidak saja melebihi harga pakan itu sendiri tapi bisa cukup untuk makan minum tamu para tamu masjid, membeli seragam petugas, bahkan setiap tahun dengan izin pengurus masjid kampus, sisa uang bisa dikirim ke mushalla-mushala di Indonesia. Heeem Kerrrren dan baru kali ini saya melihat fakta bahwa ada ikan yang mampu memberi makan manusia.
Saya tersenyum tipis dan bergumam "bagaimana kalau di masjid2 di Indonesia kita buatkan kolam dan lepas ikan warna warni?". Kemungkinannya cuma dua: memberi makan manusia atau dimakan oleh manusia. Kwa ka ka ka
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
UTP, Perak, Malaysia 17 Nop 2013
Berikut saya lampirkan Kantor Masjid Kampus UTP dan Masjid dan Kolamnya sekalian. OK?