THE GREAT THING ALSO MADE
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Seseorang tidak mudah untuk menemukan kalimat [dalam judul ] itu. Mungkin diperlukan menatap langsung The Great Wall di china, menyelam langsung melihat sendiri bangkai Great Ship buatan Frang Brunnel yang sebiji bautnya saja beratnya lima ton.
Kalimat itu saya dapatkan setelah berdiri di depam Taj Mahal, dan sungguh manusia memang diberikan kemampuan untuk membangun sesuatu yang out of common logic, maka jadilah peradaban manusia ini memiliki (selain yang disebut sebelumnya) Piramida, Terusan Suez dan Panama, Istana Gantung, Jembatan Bosporus dan kita patut bersyukur kebagian Borobudur.
Sebesar peninggalan sejarahmu, sebesar itu pula-lah hasratmu. Itu kenyataan dunia saat ini. China memandang Temboknya dan berhasrat untuk terus membuat yang fenomenal mereka baru saja menyelesaikan proyek the Greatest Giant Dam, Amerika memiliki Hover Dam, India Krisna Statue, Malaysia Twin Tower dan Dubai dengan Al-Burj-nya. Pertanyaa besarnya: "Mengapa Mesir tak kunjung punya sesuatu yang baru mengulangi jejak Piramida?"
Menurut saya, kedua bangsa Mesir dan Indonesia ini telah bersedia untuk berfikir dibawah kerangka New World Ordernya Barat. Semua harus diukur dengan ketersediaan daya dukung material dan finansial.
Saya ceritakan sedikit tentang Frank Brunnel yang ngamuk untuk membangun sebuah kapal laut yang melebihi Titanic bahkan agar kelak tak ada lagi manusia yang mampu membangun kapal sebesar itu. Menjelang kapalnya selesai, Frank kehilangan kepercayaan dari semua kongsi dan perbankan yang selama ini membiayainya. Akhirnya dia menguras dirinya sendiri dan akhirnya kapal itu selesai.
Anak dan istri Frank bertanya: "Bagaimana kita akan melunasi pinjaman kita?"
Frank menjawab: Melunasi hutang lebih gampang daripada mewujudkan kapal itu.
Maka dibuatlah iklan untuk mempertontonkan prosesi penurunan kapal itu kelautan. Para penonton harus membayar karcis untuk menonton langsung. Makin dekat dengan kapal makin besar bayarannya. Belum lagi karcis-karcis untuk mengikuti pelayaran pesiar perdana keliling dunia. Pendek cerita hasil karcis itu cukup untuk melunasi semua pinjaman dan Keluarga Frank kembali kaya raya.
Memang ada kisah tragis yang mengakhiri petualangan "Become the Greatest" Frank Brunnel. Ternyata kapal itu tak bisa ditarik kelaut, saking besarnya. Ia harus menunggu air laut naik sendiri. Itupun tetap tidak mampu mendorongnya ketengah lautan. Tapi dia bebas dari gugatan sebab tidak melaut bukanlah kemauannya sendiri.
Saya sangat riang gembira ketika NTB membangun Bendungan Pengga, Bandara Internasional, Islamic Center, Bendungan Batu Bulan dan Pandan Duri. Sekalipun belumlah sefenomenal Pura Besakih, Bandara Ngurah Rai atau jalan tol laut Denpasar Sanur. Ini patut disyukuri karena bisa menjadi pertanda bahwa kita ada memiliki hasrat menjadi the greatest. Ini baru sekedar tanda adanya hasrat.
Satu hal yang sangat saya tunggu adalah adanya keberanian kita untuk menjadi daerah teraman di Indonesia. Kita pernah punya AMPHIBI. Ha ha ha.... ini ide brillian dan membuat bergidik para penjahat. Sayangnya Amphibi masuk angin dan seperti biasanya masyarakat kita bisa digajul untuk membuat tandingannya, maka jadilah amphibi itu mirip centeng alias tukang tagih, Team sukses kampanye pemilu. Just It!
The Great Thing Also Made [TGTAM] untuk lokus NTB adalah PAM SWAKARSA. Itulah yang paling berpeluang, karena sekalipun hal ini berwujud immaterial greatness tapi jika NTB termasyhur karena keamanannya, maka material greatness dengan sendirinya akan muncul Insya Allah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Seseorang tidak mudah untuk menemukan kalimat [dalam judul ] itu. Mungkin diperlukan menatap langsung The Great Wall di china, menyelam langsung melihat sendiri bangkai Great Ship buatan Frang Brunnel yang sebiji bautnya saja beratnya lima ton.
Kalimat itu saya dapatkan setelah berdiri di depam Taj Mahal, dan sungguh manusia memang diberikan kemampuan untuk membangun sesuatu yang out of common logic, maka jadilah peradaban manusia ini memiliki (selain yang disebut sebelumnya) Piramida, Terusan Suez dan Panama, Istana Gantung, Jembatan Bosporus dan kita patut bersyukur kebagian Borobudur.
Sebesar peninggalan sejarahmu, sebesar itu pula-lah hasratmu. Itu kenyataan dunia saat ini. China memandang Temboknya dan berhasrat untuk terus membuat yang fenomenal mereka baru saja menyelesaikan proyek the Greatest Giant Dam, Amerika memiliki Hover Dam, India Krisna Statue, Malaysia Twin Tower dan Dubai dengan Al-Burj-nya. Pertanyaa besarnya: "Mengapa Mesir tak kunjung punya sesuatu yang baru mengulangi jejak Piramida?"
Menurut saya, kedua bangsa Mesir dan Indonesia ini telah bersedia untuk berfikir dibawah kerangka New World Ordernya Barat. Semua harus diukur dengan ketersediaan daya dukung material dan finansial.
Saya ceritakan sedikit tentang Frank Brunnel yang ngamuk untuk membangun sebuah kapal laut yang melebihi Titanic bahkan agar kelak tak ada lagi manusia yang mampu membangun kapal sebesar itu. Menjelang kapalnya selesai, Frank kehilangan kepercayaan dari semua kongsi dan perbankan yang selama ini membiayainya. Akhirnya dia menguras dirinya sendiri dan akhirnya kapal itu selesai.
Anak dan istri Frank bertanya: "Bagaimana kita akan melunasi pinjaman kita?"
Frank menjawab: Melunasi hutang lebih gampang daripada mewujudkan kapal itu.
Maka dibuatlah iklan untuk mempertontonkan prosesi penurunan kapal itu kelautan. Para penonton harus membayar karcis untuk menonton langsung. Makin dekat dengan kapal makin besar bayarannya. Belum lagi karcis-karcis untuk mengikuti pelayaran pesiar perdana keliling dunia. Pendek cerita hasil karcis itu cukup untuk melunasi semua pinjaman dan Keluarga Frank kembali kaya raya.
Memang ada kisah tragis yang mengakhiri petualangan "Become the Greatest" Frank Brunnel. Ternyata kapal itu tak bisa ditarik kelaut, saking besarnya. Ia harus menunggu air laut naik sendiri. Itupun tetap tidak mampu mendorongnya ketengah lautan. Tapi dia bebas dari gugatan sebab tidak melaut bukanlah kemauannya sendiri.
Saya sangat riang gembira ketika NTB membangun Bendungan Pengga, Bandara Internasional, Islamic Center, Bendungan Batu Bulan dan Pandan Duri. Sekalipun belumlah sefenomenal Pura Besakih, Bandara Ngurah Rai atau jalan tol laut Denpasar Sanur. Ini patut disyukuri karena bisa menjadi pertanda bahwa kita ada memiliki hasrat menjadi the greatest. Ini baru sekedar tanda adanya hasrat.
Satu hal yang sangat saya tunggu adalah adanya keberanian kita untuk menjadi daerah teraman di Indonesia. Kita pernah punya AMPHIBI. Ha ha ha.... ini ide brillian dan membuat bergidik para penjahat. Sayangnya Amphibi masuk angin dan seperti biasanya masyarakat kita bisa digajul untuk membuat tandingannya, maka jadilah amphibi itu mirip centeng alias tukang tagih, Team sukses kampanye pemilu. Just It!
The Great Thing Also Made [TGTAM] untuk lokus NTB adalah PAM SWAKARSA. Itulah yang paling berpeluang, karena sekalipun hal ini berwujud immaterial greatness tapi jika NTB termasyhur karena keamanannya, maka material greatness dengan sendirinya akan muncul Insya Allah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb