POROX POROX MOMOT: 25
[Racun Yang Menyehatkan]
Dalam sebuah rumah tinggallah seorang gadis cantik, suami, dan ibu
mertuanya. Amat disayangkan, sang gadis tidak pernah akur dengan ibu
mertua tersebut. Setiap hari, selalu saja ada hal-hal yang mereka
pertengkarkan.
Sang ibu merasa menantunya selalu kurang ajar,
sementara si gadis sering merasa ibu mertuanya tersebut sering menyakiti
hati dengan perkataan-perkataannya. Kejadian tersebut terus
berlangsung, hingga satu hari di gadis tidak tahan lagi. Ia pergi kepada
seorang pemilik toko obat.
“Berikan kepada saya racun yang paling ampuh,” ujarnya pada si penjual obat.
“Mengapa engkau menginginkan racun itu?” tanya si penjual.
“Aku sudah tidak tahan lagi atas perlakuan ibu mertuaku padaku. Aku inginmembuatnya mati sekarang juga!” kata si gadis.
“Baiklah. Aku akan memberimu racun yang engkau kehendaki, namun agar
misimu berjalan dengan baik kau harus mengikuti saranku,” ujar si
penjual.
”Saran apa yang bisa kau berikan?” si gadis penasaran.
“Kau harus memberikan racun ini ke dalam makanan dan minuman
kesukaannya. Agar tidak seorang pun curiga bahwa kau pelakunya,
suguhkanlahkepadanya dengan sepenuh hati.Bersikaplah sebagai seorang
menantu yang amatbaik. Kau pun harus meladeninya dengan baik, sehingga
ia tidak menyadari bahwa ia sedang memakan racun yang amat mematikan
ini. Perlakukan ia seolah-olah ia adalah ibumu sendiri.”
Si
gadis merasa saran penjual obat itu masuk akal. Pulanglah ia ke
rumahdengan gembira. Sebentar lagi kehidupan rumah tangganya akan lebih
tenang dengankepergian ibu mertuanya. Ia pun bertanya kepada suami dan
saudara-saudaranya mengenai makanan dan minuman kesukaan sang ibu.
Mereka pada mulanya heran dengan sikapnya, namun dengan alasan bahwa ia
ingin berubah menjadi menantu yang baik, mereka pun membantu dengan
memberikan saran-saran untuk mengambil hati sang ibu. Ia mulai belajar
untuk lebih banyak tersenyum, mendengarkan darihati, berperilaku dengan
lebih baik dan sopan, sampai cara memandang dengan penuh cinta.
Mati-matian ia berlatih untuk mengoreksi segala perkataan atauperbuatan
yang ia anggap bisa membuat sang ibu tersinggung.
Hari
berganti, si gadis mulai merasakan perubahan pada perasaanya kepada
ibunya. Tanpa tahu darimana asalnya, si gadis merasa ia mulai menyayangi
sang ibu,yang mengakibatkan sang ibu pun mulai belajar untuk
menyayanginya pula. Suaminya pun lega karena pertengkaran ibu dan mertua
sudah tidak pernah lagi terjadi beberapa waktu belakangan. Melayani
seseorang dengan sepenuh hati membuatnya mampu melihat sisi-sisi baik
yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Hal yang sama rupanya juga
terjadi pada sang ibu. Ia tidak pernah lagi mempermasalahkan
kekurangan-kekurangan menantunya tersebut.
Menyadari keadaan
ini, si gadis buru-buru menghampiri si penjual obat. “Kumohon, segera
berikan penawar racun itu padaku. Aku tidak ingin ibuku mati,”pintanya.
“Apa yang terjadi?” tanya si penjual penasaran.
“Setelah kupatuhi saranmu, ibuku berubah menjadi sangat baik. Ia tidak
lagi mengungkit-ungkit kesalahanku, aku pun mulai melihat banyak sisi
baik yang ada pada dirinya. Yang lebih penting, ia mulai menyayangiku
seperti anaknya sendiri, seperti aku menyayanginya layaknya ibuku
sendiri,” tegas si gadis. berkata, “Jangan khawatir. Racun yang
kuberikan kepadamu itu palsu. Bukan racun, melainkan justru obat untuk
meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada dalam pikiranmu,
caramu berpikir dan berperilaku. Kau telah belajar bahwa mengubah
perilakumu akan mengubah sikapmu yang dengan sendirinya mengubah cara
berpikirmu. Kau berperilaku seolah-olah amat menyayanginya, dan itulah
yang kau rasakan sekarang. Racunnya sudah kau tawarkan dengan
sendirinya.”
Dicopas dari: Buku “The Art of Enjoying Life” karya Teddi Prasetya Yuliawan.