MALAYSIA SELAYANG PANDANG: 4 Ambil kira : Sarang Setan di Twin Tower

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

"Ambil Kira" itu adalah peristilaahan Bahasa Melayu, yang jika dirunut padanannya bisa didapatkan pada seluruh bahasa, karena memang selalu ada unsur tak terjelaskan dalam dinamika hidup ini, oleh bahasa perbal kita. Rasulullah sering mangambil jalan pintas untk menjelaskan kepada para sahabat beliau tentang suatu perkara yang musykil dijelaskan dengan kata-kata; "Sal dlamiirok", tanya nuranimu. Orang Sasak Lombok juga punya istilah yang demikian " ilmu rak'i".

Se-sama-samanya bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu, namun dalam memilih ungkapan, kita harus mengunakan ilmu rak'i, karena banyak sekali fonem-fonem yang sama namun maknanya bertolak belakang i.e: BISA [racun, mampu], HARUS [boleh saja, wajib], JEMPUT [undang, bawa serta] ... sampai yang paling kontras adalah kata BUTUH yang dalam bahasa melayu berarti kemaluan lelaki padahal dalam bahasa Indonesia bermakna perlu. Maka ambil kira-lah ketika menggunakan bahasa Indonesia di depan saudara kita yang berbahasa Melayu.

Nah dalam lawatan saya kali ini, yang seperti biasanya pengunjung Malaysia lainnya, tentu tidak ingin melewatkan untuk memasuki sebuah keajaiban dunia modern di Kuala Lumpur yaitu Twin Tower atau Menara Kembar Petronas yang dalam struktus bahasa Melayu menjadi" Menara Berkembar".

Tak perlu saya membahas siapa Tatparanandam Ananda Krishnan (lahir 1938) seorang usahawan yang kedua terkaya di Malaysia dan menurut Forbes terkaya ke-138 di dunia. Pengusaha minyak, penternakan kuda bibit (di Australia), perjudian, studio kartun Hollywood, telekomunikasi, multimedia, perkapalan, tenaga, dan broker tanah inilah yang mula-mula membangun Menara kembar ini dan karena sesuatu 'entah apa maksudnya" dia meyakinkan Dr. Mahathir Muhammad agar Kerajaan Malaysia membeli gedung yang belum selesai itu dengan uang Petronas. Menara inipun akhirnya diselesaikan pembangunannya dan menjadi milik petronas yang menyandang namanya pula "Menara Berkembar Petronas".

Arsitek gedung ini adalah César Pelli dari Argentina dan memerlukan 7 tahun untuk menyelesaikan tugasnya [1981 - 1998]. Tentu saya bukan ahlinya untuk menganalisis sisi teknis dan material pembangunan gedung ini. Tapi ada sisi lain yang berkelebat dalam fikiran saya ketika memasuki lantai paling dasar di bawah tanah. Di sana ada Super Market Raksasa milik Penguasaha dari Jepang. Yang menurut fikiran saya memiliki nama SANGAT GANJIL " I-SETAN".

Tidak mungkin sebuah perusahaan besar tak memahami arti kata Setan dalam bahasa melayu dan tidak mungkin pula pengusaha professional akan TIDAK MENGAMBIL KIRA tradisi dan kultur melayu yang memahami kata setan sebagai musuh utama manusia [Innassyaithoona lakum 'Aduwwun Mubiin] dan lebih tidak mungkin pula kalau dikatakan bahwa tidak ada nama lain yang pantas selain nama SETAN itu.

Jika tambahan huruf "I" [dibaca ai] diperhatikan maka jawaban samar-samar mulai terlihat. Lebih-lebih ketika memperhatikan titik huruf "I" tidak diletakkan diatas hurufnya tetapi diposisikan pada margin puncaknya yang dengan tepat mengasosiasikan "mata satu" pada gambar piramida dalam lembaran uang kertas Dollar Amerika.

Saya ingat beberapa hari yang lalu saya telah menulis tentang The Diary of Dajjal yang menjelaskan tentang fakta adanya keyakinan tentang Sacred Geometry yang merupakan sebuah stratgegy Benteng Stelsell ala Freemasonry, bahwa ada 188 titik di bumi ini yang menjadi pusat-pusat energy dunia, dan jika ingin menguasai dunia maka titik itu harus dikuasai dan diletakkan gedung tinggi di atasnya. Saya yakin ancaman bom yang terjadi pada 12 September 2001, sehari selepas serangan 11 September meruntuhkan menara kembar World Trade Center di Raya New York adalah isyarat bahwa kecurigaan tersebut memang memiliki argumen yang kuat, sekalipun lebih bersifat metafisik. Jika Kishore Mahbubani mendiclare [dalam bukunya Asia The New Hemishfare] bahwa Superioritas Amerika akan berpindah ke Asia, maka keruntuhan WTC sudah tergantikan dengan telah berdirinya PTT, Petronas Twin tower.

Sungguh mencengangkan menyaksikan puluhan ribu orang yang keluar masuk Mall I-Setan, bahkan mereka rela antri panjang untuk berbelanja dan bergantian makan di restoran-restoran di dalamnya. Dalam hati saya bertanya adakah yang memiliki fikiran sama dengan saya dalam hal ini?

Karena tak ingin dibilang asal ngomong, maka saya sempatkan mengambil potho di depan Mall I-Setan itu untuk saya lampirkan dalam tulisan ini. Juga saya bermaksud agar pembaca tidak menuduh saya narsis. heem

Wallahushawab
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Kuala Lumpur 14 Nopember 2013.
MALAYSIA SELAYANG PANDANG: 4
Ambil kira : Sarang Setan di Twin Tower

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

"Ambil Kira" itu adalah peristilaahan Bahasa Melayu, yang jika dirunut padanannya bisa didapatkan pada seluruh bahasa, karena memang selalu ada unsur tak terjelaskan dalam dinamika hidup ini, oleh bahasa perbal kita. Rasulullah sering mangambil jalan pintas untk menjelaskan kepada para sahabat beliau tentang suatu perkara yang musykil dijelaskan dengan kata-kata; "Sal dlamiirok", tanya nuranimu. Orang Sasak Lombok juga punya istilah yang demikian " ilmu rak'i".

Se-sama-samanya bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu, namun dalam memilih ungkapan, kita harus mengunakan ilmu rak'i, karena banyak sekali fonem-fonem yang sama namun maknanya bertolak belakang i.e: BISA [racun, mampu], HARUS [boleh saja, wajib], JEMPUT [undang, bawa serta] ... sampai yang paling kontras adalah kata BUTUH yang dalam bahasa melayu berarti kemaluan lelaki padahal dalam bahasa Indonesia bermakna perlu. Maka ambil kira-lah ketika menggunakan bahasa Indonesia di depan saudara kita yang berbahasa Melayu.

Nah dalam lawatan saya kali ini, yang seperti biasanya pengunjung Malaysia lainnya, tentu tidak ingin melewatkan untuk memasuki sebuah keajaiban dunia modern di Kuala Lumpur yaitu Twin Tower atau Menara Kembar Petronas yang dalam struktus bahasa Melayu menjadi" Menara Berkembar".   

Tak perlu saya membahas siapa Tatparanandam Ananda Krishnan (lahir 1938) seorang usahawan yang kedua terkaya di Malaysia dan menurut Forbes terkaya ke-138 di dunia. Pengusaha minyak, penternakan kuda bibit (di Australia), perjudian, studio kartun Hollywood, telekomunikasi, multimedia, perkapalan, tenaga, dan broker tanah inilah yang mula-mula membangun Menara kembar ini dan karena sesuatu 'entah apa maksudnya" dia meyakinkan Dr. Mahathir Muhammad agar Kerajaan Malaysia membeli gedung yang belum selesai itu dengan uang Petronas. Menara inipun akhirnya diselesaikan pembangunannya dan menjadi milik petronas yang menyandang namanya pula "Menara Berkembar Petronas". 

Arsitek gedung ini adalah César Pelli dari Argentina dan memerlukan 7 tahun untuk menyelesaikan tugasnya [1981 - 1998]. Tentu saya bukan ahlinya untuk menganalisis sisi teknis dan material pembangunan gedung ini. Tapi ada sisi lain yang berkelebat dalam fikiran saya ketika memasuki lantai paling dasar di bawah tanah. Di sana ada Super Market Raksasa milik Penguasaha dari Jepang. Yang menurut fikiran saya memiliki nama SANGAT GANJIL " I-SETAN".

Tidak mungkin sebuah perusahaan besar tak memahami arti kata Setan dalam bahasa melayu dan tidak mungkin pula pengusaha professional akan TIDAK MENGAMBIL KIRA tradisi dan kultur melayu yang memahami kata setan sebagai musuh utama manusia [Innassyaithoona lakum 'Aduwwun Mubiin] dan lebih tidak mungkin pula kalau dikatakan bahwa tidak ada nama lain yang pantas selain nama SETAN itu.

Jika tambahan huruf "I" [dibaca ai] diperhatikan maka jawaban samar-samar mulai terlihat. Lebih-lebih ketika memperhatikan titik huruf "I" tidak diletakkan diatas hurufnya tetapi diposisikan pada margin puncaknya yang dengan tepat mengasosiasikan "mata satu" pada gambar piramida dalam lembaran uang kertas Dollar Amerika.

Saya ingat beberapa hari yang lalu saya telah menulis tentang The Diary of Dajjal yang menjelaskan tentang fakta adanya keyakinan tentang Sacred Geometry yang merupakan sebuah stratgegy Benteng Stelsell ala Freemasonry, bahwa ada 188 titik di bumi ini yang menjadi pusat-pusat energy dunia, dan jika ingin menguasai dunia maka titik itu harus dikuasai dan diletakkan gedung tinggi di atasnya. Saya yakin ancaman bom yang terjadi pada 12 September 2001, sehari selepas serangan 11 September meruntuhkan menara kembar World Trade Center di Raya New York adalah isyarat bahwa kecurigaan tersebut memang memiliki argumen yang kuat, sekalipun lebih bersifat metafisik. Jika Kishore Mahbubani mendiclare [dalam bukunya Asia The New Hemishfare] bahwa Superioritas Amerika akan berpindah ke Asia, maka keruntuhan WTC sudah tergantikan dengan telah berdirinya PTT, Petronas Twin tower. 

Sungguh mencengangkan menyaksikan puluhan ribu orang yang keluar masuk Mall I-Setan,  bahkan mereka rela antri panjang untuk berbelanja dan bergantian makan di restoran-restoran di dalamnya. Dalam hati saya bertanya adakah yang memiliki fikiran sama dengan saya dalam hal ini?

Karena tak ingin dibilang asal ngomong, maka saya sempatkan mengambil potho di depan Mall I-Setan itu untuk saya lampirkan dalam tulisan ini. Juga saya bermaksud agar pembaca tidak menuduh saya narsis. heem

Wallahushawab
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Kuala Lumpur 14 Nopember 2013.