ISLAMO PHOBIA ITU SUDAH LAMA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mari kita renungkan peristiwa di Gumi Selaparang pada tanggal 14 agustus 1891 sebagai berikut:
Residen Bali dan Lombok yang baru diangkat, M.C. Dannenbargh, dengan cepat menyadari implikasi-implikasi pemberontakan Muslim Sasak. Maka pada tanggal 14 Agustus1891, dia memberitahukan Batavia tentang pecahnya pemberontakan Praya,dengan tinjauan yang berikut:
***"Saya ingin memberitahukan bahwa perkembangan-perkembangan terakhir di Lombok telah memberikan saya keyakinan yang mantap bahwa, jika terjadi perselisihan dengan Raja dari pulau itu, kita akan dapat mengandalkan dukungan dari sejumlah terbesar penduduk yang bukan orang Bali. (hal: 21)"***
Dan dalam laporannya tertanggal 11 September 1891 ia menguraikan lebih jauh:
***"Petugas informasi saya memberitahukan bahwa ada keresahan yang besar di kalangan penduduk beragama Islam di Lombok, sehingga jika dilakukan campurtangan bersenjata oleh Pemerintah (Belanda), pasukan sangat kecilpun akan cukup mengakhiri kekuasaan Bali itu. (hal:22)"***
Jawaban Pynacker-Hordijk adalah agak bermakna dua. Sementara, sebagian besar karena sebagai kebiasaan, ia meme-rintahkan dua kapal perang-HMSS Java dan HMSS Van Speyck keperairan Bali dan memberikan izin bagi kapal-kapalini untuk digunakan mencegah pemasukan bahan-bahan perangke Lombok yang dikuasai Bali, (Hal: 23)
Ia menolak untuk melibatkan diri dalam pengunaan ekspidisi militer.
Pada 7 Oktober ia memberitahukan kepada Residen (M.C. Dannenbargh):
***"Mengingat daya upaya yang masih memerlukan Angkatan Darat dan Angkatan Laut untuk mengekang perlawanandi Aceh, saya ingin menghindarkan campurtangan bersenjata.... Harus di indahkan bahwa kekuasaan Pemerintahan Hindu di Lombok tidak boleh digulingkan tanpa izin Pemerintah (Belanda). Saya mempunyai perasaan was-was yang gawat tentang kemungkinan bahwa suatu Negara Islam secara terpisah akan muncul di Lombok, sesuatu Negara yang mungkin sukar untuk menyelesaikan hubungan-hubungan kita dengan sempurna tanpa menggunakan kekerasan senjata."***
Dari kasus diatas kita semakin meyakini pesan Rasulullah S.a.w bahwa : “Al-kufru wal iimaanu la yajtami’aani” = Ke-kufuran dan keimanan itu tidak akanpernah sapat dipersatukan.
Juga kita semakin meyakini bahwa energi perlawanan terhadap ketidak adilan (Khususnya di Pulau Selaparang ini) memang dipasok dari Ajaran Islam. Dan saya juga meyakini hal demikianpun terjadi di seluruh Indonesia.
***DISADUR DARI BUKU: LOMBOK Penjajahan, penaklukan dan keterbelakangan. Karanag Alfons Van Der Kraan. BELILAH BUKU ASLI UNTUK LEBIH MELENGKAPI INFORMASI PARA PEMBACA***
No comments:
Post a Comment