Final Warning From Minahasa

LANGKAH STRATEGIS MEMBANGUN NTB: 65


Bismillahirhmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Begitu selesai mengetik nama Minahasa di dalam 'text-box google search' maka tawaran paling atas yang muncul adalah berita dan gambar Bupati-bupati cantik. Ada baiknya kali ini kita tidak tertipu oleh pemandangan2 adem yang melenakan seperti itu. Mari kita cari sisi lain yang bisa mengingatkan dan mewaspadakan.
Adalah Koh Yang Xiaokang, seorang pengusaha tambang asal China yang berperan menjadi tangan sakti Pabrik2 peleburan besi baja di China untuk meraup sebanyak-banyaknya bahan-bahan mentah di seluruh muka bumi. Indonesia hanya salah satu incarannya.
Kegemparan mulai membahana di langit Minahasa pukul 06.00 pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2012. Pagi itu, seperti dikisahkan oleh Jatam (Jaringan Advokasi Tambang) Sebuah kapal perang Republik Indonesia dengan nomor lambung 584 bernama "Kapal Republik Indonesia Nusa Utara" merapat di Pantai Kahuku, Pulau Bangka, Minahasa Utara, di mana masyarakat yang telah terbelah menjadi dua antara yang pro dan kontra terhadap perusahaan penambangan bijih besi milik Koh Yang Xiaokan bernama PT. Mikgro Metal Perdana.
Betapa gembiranya kelompok yang sudah lama menolak tambang itu karena pulau kecil dan cantik milik mereka yang berhadapan dengan Bunaken itu akan diselamatkan oleh para tentara yang mereka banggakan. Maria Pardede seorang ibu penduduk kampung itu berjingkrak-jingkrak menyambut kemenangannya.
Tapi apa yang terjadi kemudian adalah seperti sambaran petir di siang bolong, ketika pintu kapal dibuka yang keluar adalah alat-alat berat dan berbagai perlengkapan penambangan milik Koh Yang ... seperti bor tanah raksasa, rel-rel trem dan bucket-bucket srta bermacam jenis tangki dan seterusnya. Sejak saat itu terjadilah apa yang terjadi dan sampai saat ini...tak seorangpun mampu menghentikannya.
Alasan kerusakan lingkungan, ijin yang tidak jelas, penolakan rakyat, penolakan DPRD, penolakan Bupati dan Gubernur, kekalah di pengadilan mulai dari tingkat paling rendah sampai Kasasi sama sekali tidak ada yang berpihak dan membenarkan eksploitasi oleh PT. Mikgro Metal Perdana di tempat itu. Tetapi show must go on, sampai detik ini bijih-bijih besi masih lancar diangkut oleh kapal-kapal besar yang hilir mudik antar dua negara Indonesia - China. Bayangkan sejak tahun 2012 sampai sekarang!
Gagal dan tragis nasib Kaka Slank, peraih Tokoh Perubahan Republika 2015 sekaligus seniman pendukung Jokowi-JK yang melawan dengan menggandeng LSM_LSM hebat berikut ini:
AMMALTA — Aliansi Masyarakat Menolak Limbah Tambang
KMPA — Tunas Hijau Airmadidi
WALHI — Friends of the Earth Indonesia
LMND — Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Sulut
change.org Indonesia
Greenpeace Indonesia
JATAM — Jaringan Advokasi Tambang
350 Indonesia
YLBHI — Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
YSNM — Yayasan Suara Nurani Minaesa
KIARA — Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan
ICW — Indonesia Corruption Watch
Friends of Lembeh-Pulisan-Bangka e.V.
BCF — Bangka Conservation Fund

Bahwa China adalah Super Power baru, kita semua tahu, tetapi bukankah NKRI ini adalah negara berdaulat dan memiliki hukum yang harus ditegakkan? Change.org juga sudah melansir Petisi Kepada Presiden Joko Widodo untuk menutup pertambangan illegal itu. Tapi nggak nendang juga.
Saya membuka-buka kembali berita2 yang mengabarkan keberhasilan kita di NTB, dengan berbagai piala, medali dan sertifikat kejuaran yang telah kita raih, sambil juga melihat potho Iklan Majalah Tempo: Lombok-Sumbawa adalah satu dari tiga tujuan idaman utama manca negara.
Akhirnya, saya hanya bisa mengajukan sebuah pertanyaan dalam hati:
"Bagaimana kalau Mr. Yang dan kawan-kawannya tertarik untuk ikut bermain di sini?"
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Foto Hasanain Juaini.
Foto Hasanain Juaini.

Monumen Patriotik Untuk TKI


Bismillahirrahanirrahim
Assalamu'alikum Wr. Wb.

Di pagi yang masih buta,pukul 04.30, 2 Nopember 2016 datang sebuah berita:
"Badai laut ganas menerjang sebuah speed boat dan menghempaskannya ke sebuah bukit karang di perairan Tanjung Bemban antara Sumatra dan Malaysia. 25 dari 93 penumpangnya selamat. Sisanya belum diketahui. Mayoritas penumpangnya adalah TKI NTB".
Tentu ini bukan pertama dari berita sejenis. Setiap berita macam itu selalu menguras air mata sebab kita tahu dibalik berita duka itu, (sebelumnya) ada nestapa hidup pedesaan yang tidak terperi sehingga mencungkil mereka dari tempurung rumah derita untuk mengadu peruntungan DI LUAR NEGERI. (Setelahnya) masih akan mengekor duka-lara keluarga yang ditinggal mati; ada ibu tua yang sakit-sakitan, istri2 yang kehilangan pelindung, anak-anak yatim yang entah bagaimana nasib akan memperlakukan mereka. ...Kitapun menangis. Saya kira memang seharusnya begitu. Turut berduka cita, orang bilang.
Tetapi kali ini, mata saya menolak untuk menangis lagi. Mata bathinku berkata KITA HARUS MEMANDANG hal ini bukan sebagai tragedi. Ini unjuk rasa, ini unjuk digjaya, ini isyarat dan janji langit, yang sedang bercerita tentang KEHEBATAN MENTAL PANTANG MENYERAH KITA. BERTARUNG SAMPAI MATI. Benar-benar memang mati.
Saya punya ratusan anggota Majlis Taklim yang setiap dua tahun sekali pulang cuti (dua bulan) mengisinya dengan belajar agama. Di majlis mereka bertanya dan banyak bercerita bahwa DI SANA mereka berjuang untuk mencari modal uang untuk hidup keluarganya di NTB, mencari modal pengalaman, ilmu dan semangat untuk nanti membangun kampung halaman mereka. Sebab DI SINI yang tersedia baru "Katanya" saja.
Pernah diantara mereka dengan lantang menolak dihinakan dengan ungkapan PAHLAWAN DEVISA. Dia bilang:
"Kami pergi Lillahi ta'ala, untuk menjaga martabat keluarga dan kampung halaman agar tidak menjadi pengemis dan pencuri".
Saat-saat seperti itu, rasa malu mengaduk-aduk rasa dan fikiran saya. Keikhlasan, patriotisme dan semangat pantang menyerah adalah energi yang menggerakkan mereka. BUKAN UANG atau dengan begitu kerennya kita menamainya DEVISA dan VALUTA ASING.
Ketika air mata menolak untuk keluar, saya bertanya pada diri sendiri: lalu apa yang bisa kamu lakukan untuk bela pati dan sungkawa pada saudaramu itu?
Saya tidak menemukan jawaban apapun, karena mereka tidak memerlukan jawaban dengan kata-kata. Yang begitu sudah membosankan, tidak lucu bahkan terkesan kitalah yang memanfaatkan derita mereka untuk mengisi perut kita atau menaikkan prestise kita. Jawabannya NIHIL.
Tapi, tidak mungkin untuk tidak melakukan sesuatu. Maka saya usulkan kepada Pemerintah untuk membuat Monumen Abadi untuk mengenang patriotisme para penerjang badai itu. Biarkan kelak monumen itulah yang akan berkisah kepasa anak, cucu kita bahwa KALIAN DAHULU MEMILIKI NENEK MOYANG PETARUNG.
Ada seseorang mengirimi saya messenger: Dari mana anggarannya? Saya jawab pendek: Dasar otak anggaran. Kemauan bekerja saja belum kamu miliki, tapi kemauan menilep sudah muncul. Messenger itu tidak dibalas lagi.


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

[Langkah Strategis Membangun NTB: 50]

PERADABAN ISRA' MIKRAJ


Bismillahirrahmanirahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ilmuwan besar kita Prof Adzumardi Azra dalam ceramah ilmiahnya PP. Nurul Haramain, baru-baru ini menceritakan hasil riset seorang rekan professornya Riaz Hassan, guru besar emeritus dari Flinders University, Australia bahwa dari segi ketaatan beribadah, masyarakat Indonesia menempati ranking tertinggi di dunia mengalahkan Saudi Arabia, Turki, Iran Malaysia dst... Termasuk ditandai dengan jumlah masjidnya.
Ada catatan fenomenal dari Prof Adzumardi Azra bahwa dalam hal bangunan Masjid yang menjadi salah satu alat paling ampuh membangunperadaban, beliau katakan " Indonesia menempati urutan teratas berkali-kali lipat; dan LOMBOK adalah permukaan bumi yang paling banyak masjidnya dan lebih mencengangkan para ilmuwan adalah masjid itu 99% dibangun oleh masyarakat sendiri.
Seorang peneliti sosial, Masdar Hilmy, alumnus Melbourne University membuat hirarki / varian kesalehan masyarakat dalam komposisi empat varian kesalehan berikut ini: 

(1) kesalehan individual positif, tapi kesalehan publik negatif;
(2) kesalehan individual negatif, tapi kesalehan publik positif; 
(3) kesalehan individual dan kesalehan publik sama-sama positif, dan 
(4) kesalehan individual dan kesalehan publik sama-sama negatif.

Jika kita mengacu kepada satu lagi realeas hasil risetyaitu yang dilakukan Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University, Melalui artikel mereka, "How Islamic are Islamic Countries?"; di sini indonesia menempati ranking sangat rendah (140). Dengan demikian Kesalehan Masyarakat Lombok berada pada varian pertama yaitu: 
"SALEH INDIVIDUAL POSITIF NAMUN KESALEHAN PUBLIK NEGATIF".
Kini dengan modal SDA yang hebat, SDM yang NURUT dan capaian inprastruk yang memadai, tantangannya hanya satu:
Mengalirkan kesalehan individual ke ranah sosial melalui masjid-masjid yang sudah lebih dari cukup jumlahnya. Itulah yang kita impikan dengan nama: "Peradaban Isra' Mikraj dengan inti nukleusnya: MASJID".
Tujuannya sudah jelas, masyarakat tinggal menunggu komando untuk kita sama-sama bergegas ke sana. Ayyyo...!
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Hasanain Juaini

[Langkah Strategis Membangun NTB: 59]

KITA INI BANGSA YANG MEMALUKAN

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Judul di atas saya ambil dari seorang penyair Irak beraliran Syi'ah "Ahmad Nu’aimi" yang menyiarkan seuntai syair dengan judul tersebut, kemudian pada tanggal 27 Desember 2015 syair itu menjerumuskannya ke depan juru tembak yang akhirnya mengantarkannya ke dalam liang lahad.
Ahmad Nu’aimi membuka syairnya begini:
"" Fakta sejarah yang tak terlupakan, bahwa kita adalah bangsa yang tidak tahu malu.
Umar bin Khattab membebaskan Irak, Syiria dan Persia, 
Kita berbangga dan paling banyak menikmati hasilnya
Kitalah orang Syia'ah yang paling banyak menghina Umar.

Demikianlah .... satu demi satu prestasi orang-orang ( yang karena tidak mengikuti faham syiah lalu) dijuluki dengan Sunny dan setiap hari menjadi bulan-bulanan penistaan dan pengkafiran orang-orang Syia'ah. Sebaliknya berbagai kisah sejarah mengenaskan yang menimpa ummat Islam ternyata dibalik semua itu selalu ditemukan pengkhiatan kaum Syiah. Mulai dari Jatuhnya Bagdad, Granada sampai Palestina, ada pengkhianat Syiah di dalamnya. ""
Syair Ahmad Nu’aimi begitu menggugah kesadaran kita bangsa Indonesia yang senyatanya memiliki Sumber Daya Alam melimpah ruah, penduduk yang banyak serda modal kemerdekaan yang heroik dan membanggakan. Namun apa yang menjadi kenyataan di depan mata kita tidak dapat disimpulkan kecuali dengan seuntai kalimat "Kita adalah Bangsa Yang Memalukan".
Rsulullah s.a.w berpesan: "Awas, jangan sekali-kali duduk dipinggir jalan". Seorang sahabat meminta penjelasan: "Ya Rasulullah bagaimana kalau kami terpaksa duduk dipinggir jalan karena suatu kepentingan?"
Rasulullah menjawab: Boleh, tetapi jaga betul hak-hak jalan itu. Atau jangan pernah mengganggu para pengguna jalan.
Sekarang coba renungkan, kasus Nyongkolan dengan kecimol itu. Betapa memalukannya. Mungkin kita berfikir dengan alasan melaksanakan adat istiadat, tradisi dan budaya, kita dapat mengorbankan kepentingan orang lain. Sungguh tidak ada yang nampak dari kasus tersebut selain kebodohan kita, sifat primitive kita yang belum beranjak ke dunia peradaban di mana manusia seharusnya mendahulukan kepentingan umum, mengatur tingkah laku, mengukur maslahat tidaknya tindakan dengan keadaan.

Seorang wisatawan menulis SMS kepada saya:
Saya senang datang ke Lombok, laut dan pantai yang menawan; gunung dan ngarai yang mempesona, senyum manis para penduduknya... Sayang, ketika kami hendak pulang, kami terjebak macet sampai lima jam yang memaksa kami harus terunda naik pesawat ... dan ticket-pun hangus.
Saya membaca SMS-itu dan bergumam di dalam hati:
"Memang, kita ini bangsa yang memalukan"
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Hasanain Juaini

*Tentang Gubernur NTB [Presiden RI Masa Depan]*


Oleh: Dahlan Iskan
*Tuan Guru dgn Masa Depan yg Panjang*
Senin, 22 Februari 2016

Inilah gubernur yang berani mengkritik pers. Secara terbuka. Di puncak acara Hari Pers Nasional (HPN) pula. Di depan hampir semua tokoh pers se-Indonesia. Pun di depan Presiden Jokowi segala. Di Lombok. Tanggal 9 Februari lalu.
Inilah gubernur yang kalau mengkritik tidak membuat sasarannya terluka. Bahkan tertawa-tawa. Saking mengenanya dan lucunya.

”Yang akan saya ceritakan ini tidak terjadi di Indonesia,” kata sang gubernur. ”Ini di Mesir.”
Sang gubernur memang pernah bertahun-tahun belajar di Mesir, setelah menyelesaikan studynya di pesantren GONTOR. Di universitas paling hebat di sana: Al Azhar. Bukan hanya paling hebat, tapi juga salah satu yang tertua di dunia.

Dari Al Azhar pula, sang gubernur meraih gelar doktor. Untuk ilmu yang sangat sulit: tafsir Alquran. Inilah satu-satunya kepala pemerintahan di Indonesia yang hafal Alquran. Dengan artinya, dengan maknanya, dan dengan tafsirnya.
Mesir memang mirip dengan Indonesia. Di bidang politik dan persnya. Pernah lama diperintah secara otoriter. Lalu, terjadi reformasi. Bedanya: Demokrasi di Indonesia mengarah ke berhasil. Di Mesir masih sulit ditafsirkan.

”Di zaman otoriter dulu,” ujar sang gubernur di depan peserta puncak peringatan Hari Pers Nasional itu, ”Tidak ada orang yang percaya berita koran” Gubernur sepertinya ingin mengingatkan berita koran di Indonesia pada zaman Presiden Soeharto. Sama, tidak bisa dipercaya. Semua berita harus sesuai dengan kehendak penguasa.

”Satu-satunya berita yang masih bisa dipercaya hanyalah berita yang dimuat di halaman 10,” ujarnya. Di halaman 10 itulah, kata dia, dimuat iklan dukacita. Gerrrrr..!! Semua hadirin tertawa. Termasuk Presiden Jokowi. Tepuk tanganpun membahana.
Bagaimana setelah reformasi, ketika pers menjadi terlalu bebas? ”Masyarakat Mesir malah lebih tidak percaya” katanya. ”Semua berita memihak” tambahnya. ”Halaman 10pun tidak lagi dipercaya” guraunya.
Meski hadirin terbahak lebih lebar, sang gubernur masih perlu klarifikasi. ”Ini bukan di Indonesia lho, ini di Mesir,” katanya. Hadirinpun kian terpingkal2. Semua mafhum. Ini bukan di Mesir. Ini di Indonesia.

Saya mengenal banyak gubernur yang amat santun. Semua gubernur di Papua termasuk yang sangat santun. Yang dulu maupun sekarang. Tapi, gubernur yang baru mengkritik pers itu luar biasa santun. Itulah *Gubernur NTB: Tuan Guru Dr KH Zainul Majdi.* Lebih akrab disebut Tuan Guru Bajang.
Gelar Tuan Guru di depan namanya mencerminkan bahwa dirinya bukan orang biasa. Dia ulama besar. Tokoh agama paling terhormat di Lombok sejak dari kakeknya. Sang kakek punya nama selangit. Termasuk langit Arab: Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid.
Di Makkah, sang kakek dihormati sebagai ulama besar. Buku-bukunya terbit dalam bahasa Arab. Banyak sekali. Di Mesir, juga di Lebanon. Menjadi pegangan bagi orang yang belajar agama di Makkah.
Sang kakek adalah pendiri organisasi keagamaan terbesar di Lombok: Nahdlatul Wathan (NW). Setengah penduduk Lombok adalah warga NW. Di Lombok tidak ada NU. NU-nya ya NW itu. Kini sang cuculah yang menjadi pimpinan puncak NW. Dengan ribuan madrasah di bawahnya.
Pada zaman demokrasi ini, dengan mudah Tuan Guru Bajang terpilih menjadi anggota DPR. Semula dari Partai Bulan Bintang. Lalu dari Partai Demokrat. Dengan mudah pula dia terpilih menjadi gubernur NTB. Dan terpilih lagi. Untuk periode kedua sekarang ini.
Selama karirnya itu, Tuan Guru Bajang memiliki track record yang komplit. Ulama sekaligus umara. Ahli agama, intelektual, legislator, birokrat dan sosok santun. Tutur bahasanya terstruktur. Pidatonya selalu berisi. Jalan pikirannya runut.
Kelebihan lain: masih muda, 43 tahun. Ganteng. Berkulit jernih. Wajah berseri. Murah senyum. Masa depannya masih panjang.
Pemahamannya pada rakyat bawah nyaris sempurna.
”Bapak Presiden,” katanya di forum tersebut, ”Saya mendengar pemerintah melalui Bulog akan membeli jagung impor 300.000 ton dgn harga Rp 3.000 per kg.
”Lalu, ini inti pemikirannya: Kalau saja pemerintah mau membeli jagung hasil petani NTB dgn harga Rp 3.000 per kg, alangkah sejahtera petani NTB. Selama ini, harga jagung petani di pusat produksi jagung Dompu, Sumbawa, NTB, hanya Rp 2.000 sampai Rp 2.500 saja per kg. Sang gubernur kelihatannya menguasai ilmu mantik. Pelajaran penting waktu saya bersekolah di madrasah dulu.
Pemahamannya akan pentingnya pariwisata juga tidak kalah.

*”Lombok ini memiliki apa yang dimiliki Bali, tapi Bali tidak memiliki apa yang dimiliki Lombok”* moto barunya. Memang segala adat Bali dipraktikkan oleh masyarakat Hindu yang tinggal di Lombok Barat.
Demikian juga pemahamannya tentang vitalnya infrastruktur. Dia membangun by pass di Lombok. Juga di Sumbawa. Dia rencanakan pula by pass baru jalur selatan. Kini sang gubernur lagi merancang berdirinya kota baru. Kota internasional di Lombok Utara.
Sebagai gubernur, Tuan Guru Bajang sangat mampu dan modern. Sebagai ulama, Tuan Guru Bajang sulit diungguli. Inikah sejarah baru.?? Lahirnya ulama dengan pemahaman Indonesia yang seutuhnya? Subhanallah.

--------------
Bila kita ingin masa depan Indonesia jadi lebih baik, maka bangsa ini harus dipimpin oleh sosok langka seperti DR. KH. Zainul Majdi ini.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa utk menjadi Presiden di negeri ini maka dia harus menjadi *MediaDarling* sayangnya Pemimpin berkualitas dan berkualifikasi seperti Beliau "mustahil" akan didukung oleh para taipan Media, apalagi dengan latar belakang keislamannya yg begitu kental.
Namun itu bukan alasan bagi kita untuk tidak berusaha *Menempatkan Orang Baik di tempat yang baik utk kebaikan bersama* dengan segala kemampuan yang kita miliki. Meski hanya dengan menyebarkan informasi dan postingan ini.

Lombok Sumbawa dua Sisi Mata Uang NTB.

LANGKAH STRATEGIS MEMBANGUN NTB: 58


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sebuah Pepatah Jerman mengatakan: Membagi dua seekor gajah besar tidak menghasilkan dua gajah kecil yang sama-sama hidup". Begitulah bangsa Indo Ariya itu menggambarkan pahit getir pemisahan mereka oleh Pemenang Perang Dunia II menjadi dua jerman yang saling membenci: Jerman Timur >< Jerman Barat. Pemecahan sebuah bangsa oleh musuhnya dengan tujuan yang jelas "agar tetap lemah dan tidak mampu bangkit kembali.
Bangsa Jerman akhirnya berhasil memperbaiki alur sejarah mereka, 3 Oktober 1990 - setelah 45 tahun terpecah, mereka bersatu kembali. Tangan-tangan rakyat Jermanlah yang meruntuhkan simbol pemecah belah itu "Tembok Berlin".
Sekalipun asal muasal bangsa Jerman sangat rancu, namun Gustav Kossinna, 1902 dan Herman Hirt, 1905 meletakkan dasar kebangsaan Jerman yang diikat oleh ke Arya-an mereka. Maksudnya jelas agar mereka besar, kuat dan puncaknya disematkan sebagai bangsa yang paling absah meneruskan kebesaran Romawi. Hitler bahkan menjadikan swastika (Lambang yang mengacu kepada simbol Brahmana) sebagai lambang pemersatu mereka. Itulah Algemene Ubber Alles.
Kembali kepada masyarakat NTB yang hanya terdiri dari beberapa suku bangsa (Bandingkan dengan Republik Rakyat Tiongkok terdiri dari 56 suku bangsa) yang secara sosiologis antropologi masing-masing memiliki previlage untuk mempertahankan eksistensi mereka. Namun semua kita memahami bahwa kwantitas bangsa-bangsa itu jika berhadapan dengan bangsa-bangsa lainnya sangat tidak memiliki prosfek yang menjanjikan. Oleh sebab itu masyarakat di kedua pulau utama ini, Lombok dan Sumbawa TELAH SECARA CERDIK MEMBANGUN ALIANSI dalam bentuk sebuah provinsi bernama NTB. Dan tidak meragukan lagi fondasi dari langkah bijak itu adalah kesamaan nilai-pembentuk dari visi dan missi kehidupan pribadi dan sosial mereka yaitu Keyakinan Islam.
Masyarakat harus benar-benar tetap mengingat bahwa sekalipun NTB, secara resmi mendapatkan status sebagai provinsi berawal dari ditetapkannya Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT, namun yang diresmikan sebagai hari lahirnya NTB adalah tanggal 17 Desember 1958, itulah hari ketika Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa di likuidasi. itulah bentuk ikrar penyatuan dari para cerdik pandai kita yang terbebas dari kepentingan yang mengkerdilkan.
Jelas ada problem yang mengancam masa depan (kejayaan) masyarakat NTB, itulah kepentingan pragmatis sesaat, hasrat politis. Hasrat ini jika dibumbui dengan berbagai kasus-kasus sektarian, proses dan dinamika keseharian serta alasan-alasan klasik demokrasi, akan dengan serta merta menggelinding menjadi issu yang jika tetap dipaksakan maka yang akan terjadi adalah "Bagai mata uang yang kedua sisinya dipisahkan sehingga kehilangan kurs dan nilai intrinsiknya".
Ada satu fakta empiris yang bisa menjamin prosfek kesatuan NTB yaitu bukti bahwa penduduk Lombok yang migrasi ke Pulau sumbawa menjadi lebih rajin, tekun dan eksis sebagaimana penduduk Sumbawa mengalami hal yang sama kalau migrasi ke Lombok. Inilah pertautan serasi dan saling menguatkan yang bisa di diversifikasi dalam sisi lain kehidupan, individu maupun sosial.

Wallahu Aklam Bissawab

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

WISATA HALAL

WISATA HALAL

[Takut Bayangan Sendiri]
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saya, sama saja dengan anda orang NTB yang fikiran dan perasaannya terliputi oleh tradisi dan budaya kita sendiri. Bagaimana merasa tidak beda-beda amat.
Tentang wisata halal, sayapun pernah membayangkan bahwa kelak akan datang tourist arab seperti yang datang ke Pucket, Bangkok atau Genting Island, Malaysia ... mereka sekumpulan anak-anak muda atau perjaka lapuk yang kesulitan menikah karena berbagai hal. Dan tentu saja kasus Puncak, Jawa Barat menjadi pembenar rasa semacam itu.
Ketika Semeton Paox Iben menurunkan laporan perjalanannya ke Oman, saya mendapat angin baru, Paox bilang bahwa segmen seperti tengarai di atas memang ada dan merekalah para arab-arab kere yang sesungguhnya juga seperti para kere di negeri kita sendiri. Singkat kata memang ada sekelompok kecil orang yang hidupnya memang tidak jauh dari urusan perut lapar mereka. Kalau ada sedikit beranjak ya tidak jauh dari areal itu.
Beberapa bulan terakhir ini saya dikejutkan dengan beberapa tourist muslim manca negara yang langsung mengontak saya dan minta untuk disiapkah guide yang berbahasa Inggris dan Arab:
1. Abu Abdullah (Uni Emirat) dengan keluarganya datang dan minta diantarkan ke sebuah masjid kampung. Di sana keluarga itu mengumpulkan ratusan orang-orang miskin, membagikan uang masing2 Rp. 100,000.- lalu meinta marbot untuk mengantarkannya ke Toko karfet dan penuhlah masjid itu dengan sajadah baru dan mahal. Keesokan harinya mereka minta diantar menikmati keindahan Senggigi, menginap di Gili Air, menaiki puncak sembalun, mengelilingi pantai Kuta dan Pantai Pink, lalu pamit dengan isak tangis kerinduan. Kata Abu Abdullah: "Saya akan merindukan azan-azan subuh yang saling bersahutan dan lantunan shalawat bocah2 yang fasih itu".
Awal Mei kemarin, Abu Abdullah mengirim 34 juta untuk pembangunan toilet di masjid kampung itu dan Awal Juni berikutnya mengirim 20 juta rupiah untuk berbuka puasa para santri. Tak lupa menulis melalui WA: Kami akan datang lagi dengan jumlah keluarga lebih banyak.
2. Awal tahun 2014, sahabat saya dari Malaysia mengirim putranya untuk rekreasi di Lombok, katanya dia percaya anaknya akan baik2 saja selama sebulan di Lombok sebab dia sendiri pernah ke mari. Selama di Lombok pemuda itu menghabiskan semua objek wisata Lombok. Setelah kembali ke Malaysia keluarga itu mengundang puluhan santri untuk berwisata di Malaysia, Thailand dan Singapura. Kelak mereka berencana untuk beramai-ramai wisata ke Lombok dengan ratusan pemuda.
Tidak lama setelah itu saya mendapat khabar bahwa sering kali Pesawat Air Asia Kuala Lumpur - BIL justru berisi kebanyakan wisatawan Malaysia. Komentar mereka yang seragam adalah: Suasana persaudaraan di Lombok adalah suasana yang justru di Malaysia masih di dalam mimpi.
3. Juli 2015, Ramon Magsaysay Foundation, Philippina mengontak saya dan mengatakan bahwa mereka merindukan untuk mengumpulkan semua awardee yang masih hidup di seluruh Asia untuk ber-Reuni di Lombok.
4. Mei 2016 yang lalu, sahabat Alan Prouty (Mantas Executive Asian Development Bank) berkunjung kerumah dan mengajukan usul agar saya menggagas Eko-Wisata dimana para pencinta lingkungan se dunia saban hari bisa bertemu dan dari sini semangat menanam pohon dilambungkan ke seluruh dunia. Lombok adalah tempat yang tepat untuk itu.
5. Akhir Mei 2016, sahabat kita yang asli Lombok Abdurrahman Sheckbubakar diutus oleh seorang muhsinin (dermawan) Arab yang akan mendukung seluruh pendanaan jika di Lombok masyarakat mau membangun sebuah kawasan persaudaraan dunia di mana simbol-simbol negara seluruh dunia diadakan sehingga setiap yang memasukinya seakan merasa keliling dunia. Ketika saya bertanya apa alasannya memilih Lombok sebagai tempat seperti itu. Jawabnya: Lombok adalah masyarakat yang paling pantas memiliki tempat semacam itu, karena mereka pemilik senyum paling ramah di dunia.
6. Tiga orang tourist, gadis Spanyol datang ke Pesantren Nurul Haramain yang ketika saya tanya mengapa memilih Indonesia? Mereka serentak berkata bahwa saya merasa save untuk tinggal berbulan-bulan di Lombok ini setelah NTB memproklamirkan wisata halal. Apa yang kami pahami dengan wisata halal adalah kami akan diperlakukan disini dengan "Nilai-nilai islam yang kami kaji di Perguruan tinggi"
Saya mencoba menyelami psikologis putri-putri Spanyol itu, perkiraan saya bahwa mereka mempelajari sejarah Islam selama menguasai Spanyol yang mereka temukan sebagai sistem hidup yang saling menghargai.
Kini saya baru faham ternyata kekhawatiran2 adalah pengaruh dari "Takut Bayangan Yang Akut" sebagai akibat langsung langsung sempitnya wawasan, lemahnya ilmu serta kurangnya penghargaan terhadap milik kita sendiri.
Ya Allah kuatkan dan teguhkanlah optimisme kami. Sungguh yang kami inginkan adalah Pariwisata yang menjadi ajang pembuktikan bahwa kami adalah masyarakat pengemban Rahmatan Lil Alamin. Bukan makhluk-makhluk serakah yang hanya MENYASAR KANTONG PARA TAMU.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.